: | Bokis: Kisah Gelap Dunia Seleb | |
Pengarang | : | Maman Suherman |
ISBN | : | 9789799104960 |
KPG | : | 901120590 |
Ukuran | : | 200 x 135 mm |
Halaman | : | 140 halaman |
Bokis: Kisah Gelap Dunia Seleb
Dengan empati dan rasa humornya, Maman Suherman, seorang jurnalis infotainment kawakan, menyingkap kisah mencengangkan, menyedihkan, bahkan cerita konyol di balik gegap gempita panggung hiburan Indonesia. Siapa sangka orangtua menghalalkan segala cara demi popularitas anaknya? Anda yakin suara penyanyi yang Anda dengar adalah suaranya sendiri? Bagaimana pula seorang jurnalis menghadapi rayuan manis narasumbernya? Dalam 33 artikel yang ditulisnya dengan gaya santai dan kocak di buku ini, kita akan diajak menatap apa yang selama ini tidak kita lihat dan menyimak apa yang belum pernah kita dengar.
“Di balik gemerlap dunia infotainment tersembunyi aneka kisah menyesakkan calon artis dan keluarganya. Di tengah industri hiburan media yang masif, ter jadi persekongkolan agen artis, biro iklan, pejabat, politisi, sang artis, termasuk wartawan. Semuanya dikupas cerdas oleh Maman Suherman.”
Eko Maryadi, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
“Buku ini bisa dinikmati dalam berbagai perspektif. Bokis bisa menghibur karena penuh dengan anekdot lucu dan persepsi orisinal, tapi juga bisa menambah ilmu, karena tanpa disadari pembaca, Maman Suherman tidak per nah lepas dari intelektualitasnya sebagai sarjana sosial. Dalam karier yang penuh warna, kedua sifat Maman Suherman selalu bersandingan. Entertaining, analytical.”
Wimar Witoelar
“Menghadapi seorang ibu yang menjual anaknya agar menjadi selebriti mungkin hal biasa bagi sebagian orang dalam dunia hiburan. Namun, bagaimana Maman mengendalikan diri untuk tidak mudah menjual profesionalismenya belum tentu dapat dilakukan jurnalis media hiburan lainnya. Begitu juga ketika Maman memutuskan untuk tidak menggunakan video aborsi artis muda sebagai bahan berita. Keputusan yang menurut saya sangat meng harukan.”
Ezki Suyanto, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia
“… terbius dan tercengang….”
Donna Agnesia, Artis
“Beranikah kita menatap cermin ini?”
Sakdiyah Ma'ruf, Feminis
Dengan empati dan rasa humornya, Maman Suherman, seorang jurnalis infotainment kawakan, menyingkap kisah mencengangkan, menyedihkan, bahkan cerita konyol di balik gegap gempita panggung hiburan Indonesia. Siapa sangka orangtua menghalalkan segala cara demi popularitas anaknya? Anda yakin suara penyanyi yang Anda dengar adalah suaranya sendiri? Bagaimana pula seorang jurnalis menghadapi rayuan manis narasumbernya? Dalam 33 artikel yang ditulisnya dengan gaya santai dan kocak di buku ini, kita akan diajak menatap apa yang selama ini tidak kita lihat dan menyimak apa yang belum pernah kita dengar.
“Di balik gemerlap dunia infotainment tersembunyi aneka kisah menyesakkan calon artis dan keluarganya. Di tengah industri hiburan media yang masif, ter jadi persekongkolan agen artis, biro iklan, pejabat, politisi, sang artis, termasuk wartawan. Semuanya dikupas cerdas oleh Maman Suherman.”
Eko Maryadi, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI)“Buku ini bisa dinikmati dalam berbagai perspektif. Bokis bisa menghibur karena penuh dengan anekdot lucu dan persepsi orisinal, tapi juga bisa menambah ilmu, karena tanpa disadari pembaca, Maman Suherman tidak per nah lepas dari intelektualitasnya sebagai sarjana sosial. Dalam karier yang penuh warna, kedua sifat Maman Suherman selalu bersandingan. Entertaining, analytical.”
Wimar Witoelar
“Menghadapi seorang ibu yang menjual anaknya agar menjadi selebriti mungkin hal biasa bagi sebagian orang dalam dunia hiburan. Namun, bagaimana Maman mengendalikan diri untuk tidak mudah menjual profesionalismenya belum tentu dapat dilakukan jurnalis media hiburan lainnya. Begitu juga ketika Maman memutuskan untuk tidak menggunakan video aborsi artis muda sebagai bahan berita. Keputusan yang menurut saya sangat meng harukan.”
Ezki Suyanto, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia
“… terbius dan tercengang….”
Donna Agnesia, Artis
“Beranikah kita menatap cermin ini?”
Sakdiyah Ma'ruf, Feminis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar